Salah satu cara menyenangkan diri sendiri adalah, menyenangkan teman kita.
“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“
HR at-Tirmidzi (no. 1956), Ibnu Hibban (no. 474 dan 529) dll, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “ash-Shahihah” (no. 572).
Entah bagaimana Allah mempersatukan banyak sekali manusia dalam bentuk keluarga yang tidak biologis, yang Saya sebut teman.
Belakangan ini well Alhamdulillah sudah lebih dari 1 bulan Saya mengenal mereka, 29 wanita hebat yang menjalin silahturahmi lewat Qur’an. Rata-rata usianya-pun jauh diatas Saya dan itu yang membuat Saya kagum pada mereka, tetap istiqomah dibalik kesibukan mengurus ‘bangku kanan’ aka suami dan anak. Beberapa diantaranya-pun ada yang lebih muda ahh andai dulu Saya bisa begitu semangatnya seperti dia saat 2-3 tahun lalu dalam membaca Qur’an.
Seperti halnya sulit bagi wanita memakai jilbab, membaca Qur’an satu juz dalam satu hari memiliki tantangan tersendiri, khususnya Saya sendiri. Sebelum Saya bergabung dengan orang-orang hebat ini, Saya sempat beralasan ‘sedang stase besar di koass dan mungkin sulit untuk khattam tepat waktu,’ ah poor me. Sampai akhirnya Saya mencoba dan ternyata bisa, ternyata kalaupun telat… ada 29 shalihah yang membantu dan terus mensupport. Setiap kepala mempunyai kesibukan itu pasti, tapi sesibuk apapun kita mengejar dunia… ibadah tetap utama bukan?
Saya belajar banyak dari 29 wanita hebat ini. Ada yang tinggal di ujung Indonesia sana, bahkan ada yang tinggal di Jerman. Entah mengapa jarak tidak mengalahkan ukhuwah yang terjalin. Saling bercerita pengalaman yang ditemukan di sekelompok orang hebat ini membuat Saya sadar kalau Islam itu amat indah.
Beberapa diantaranya bahkan tidak puas dengan hanya membaca satu juz dalam satu harinya, berlomba-lomba membaca juz bagi siapa yang sedang menstruasi. Saya merasa sama sekali tidak ada apa-apanya, Surga masih terasa jauh bagi Saya. Satu juz sehari saja puas? Astaghfirullohal’adzim.
Kemudian Saya terkagum dengan bagaimana mereka haus akan ibadah, belum lelah dengan Qur’an, mereka memutuskan untuk sholat tahajjud tiap malam, saling mermbangunkan via telepon dan media komunikasi lainnya. Subhanallah, remember that most of them have a baby and let me give you some times to think about their spirit. Pagi beres-beres rumah, masak untuk anak dan suami, belum yang harus mengantar anak ke sekolah atau mengganti popok bagi yang anaknya masih bayi, belum berbagai pekerjaan rumah yang harus dilakukan plus ibadah lain dan malampun masih ingin bangun tanpa merasa lelah untuk tahajjud?
Dalam berbuat baik, lihat mereka yang lebih baik maka kamu tidak akan sombong. Itu yang mama Saya pesankan kepada Saya. Dan disini Saya merasa kecil, masih banyak tikungan yang Saya lirik untuk menempuh jalan yang seharusnya lurus tanpa belokan atau polisi tidur. Masih banyak ibadah yang harus dilakukan agar mengurangi minus dari dosa yang tanpa manusia sadari sebenarnya sudah mereka lakukan.
Begitu mudah kita beribadah di Indonesia, tidak ada pandangan aneh dari orang saat kamu mengeluarkan Qur’an atau android berisi Qur’an digital di bus atau di transportasi public lainnya. Tidak ada mereka yang mencemoohmu lantaran kamu berjilbab, ah jangankan berjilbab disini melihat wanita bercadar saja sudah dianggap biasa.
Sementara mereka yang hidup di Negara yang untuk mencari masjid saja sulit, mereka tetap berusaha mereka tetap beribadah. Mereka yang saat subuh kedinginan namun tetap bangun tidak seenak kita yang suhu subuh tidak terlalu dingin namun kasur rasanya lebih menyenangkan.
Menjadi agen dakwah sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, oleh tua renta yang hanya duduk diam di masjid untuk sholat yang akhirnya menginspirasi banyak orang. Atau seperti mereka para siswa atau mahasiswa yang mengikuti organisasi Islami dan tidak lelah menghabiskan waktu untuk rapat dalam rangka menyusun sebuah acara untuk mensyiarkan Islam di sekolah atau kampus mereka. Atau lewat foto yang di design sedemikian menarik dan berisi hadits atau kalamullah yang membuat orang lain ingin membaca tulisannya.
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal sholih, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (QS. Fushshilat [41]: 33)
Jangan pernah puas dalam berdakwah, dalam mengajak orang lain ke dalam kebaikan. When you read this one, I did some chat with those 29 pretty sister and I love them more. Terimakasih untuk semua pengalaman menyenangkannya 29 akhwat cantikku.
Teruntuk kalian yang menjadi dekat karena Qur’an, keluarga 1983; Mbak Mimin, Mbak Nisa, Mbak Fitri, Mbak Liena, Mbak Eva, Mbak Uum, Mbak Salwa, Mbak Haya, Mbak Rita, Mbak Rani, Mbak Ratu, Mbak Noor, Mbak Mutia, Mbak Tatik, Mbak Paya, Mbak Tanti, Mbak Meri, Mbak Sefa, Mbak Ummu Amar, Mbak Lila, Mbak Lina, Mbak Ayen, Hevi, Mbak Syarah, Mbak Nana, Mbak Febri, Bu Yuli, Mbak Rosa, dan Mbak Neneng. Semoga tetap menginspirasi Saya, keep istiqomah insyaAllah.